Sign In

Siaran Pers KOJK Provinsi Jawa Timur: Sektor Jasa Keuangan Tetap Resilien Didukung Fundamental Perekonomian Yang Solid di Tengah Meningkatnya Risiko Ketidakpastian Provinsi Jawa Timur

 Siaran Pers KOJK Provinsi Jawa Timur: Sektor Jasa Keuangan Tetap Resilien Didukung Fundamental Perekonomian Yang Solid di Tengah Meningkatnya Risiko Ketidakpastian Provinsi Jawa Timur

April 21, 2025
   

 

SP-05/KO.04/2025

 

SIARAN PERS RDKB MARET 2025

SEKTOR JASA KEUANGAN TETAP RESILIEN DIDUKUNG FUNDAMENTAL PEREKONOMIAN YANG SOLID DI TENGAH MENINGKATNYA RISIKO KETIDAKPASTIAN PROVINSI JAWA TIMUR

 ​

Surabaya, 21 April 2025. Meskipun terdapat ketidakpastian global, perekonomian Jawa Timur tetap terjaga dengan baik pada tahun 2024 dan diproyeksikan terus tumbuh pada tahun 2025. Sebagai pengawas sektor jasa keuangan, OJK senantiasa berupaya memastikan keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan dan akuntabel. Dengan demikian, diharapkan sektor jasa keuangan terjaga stabil sehingga dapat berperan dan memberikan kontribusi maksimal terhadap perekonomian.

Kantor OJK Provinsi Jawa Timur (KOSB) menilai stabilitas Industri Jasa Keuangan (IJK) di Jawa Timur tetap terjaga dengan kinerja intermediasi yang kontributif serta oleh didukung fundamental perekonomian yang solid di tengah meningkatnya risiko ketidakpastian global. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur kinerja perekonomian domestik di Jawa Timur cenderung masih stabil meskipun sampai dengan posisi bulan Maret 2025 terjadi inflasi year on year (yoy) sebesar 0,77 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,43.

Perkembangan Pasar Modal (PMDK) 

Di tengah volatilitas pasar keuangan diprediksi akan meningkat karena beberapa faktor yaitu pengaruh kebijakan moneter, ketidakpastian geopolitik, perubahan suku bunga dan ekonomi global. Sampai bulan Februari 2025 jumlah Single Investor Identification (SID) Saham meningkat menjadi 878.807 SID atau tumbuh 21,83 persen yoy, SID Surat Berharga Negara (SBN) meningkat menjadi 163.262 SID atau tumbuh 16,81 persen yoy, dan SID Reksadana meningkat menjadi 1.710.610 SID atau tumbuh 11,18 persen yoy.

Pada posisi Februari 2025, nilai transaksi saham di Jawa Timur tercatat sebesar Rp22,838 miliar, mengalami peningkatan sebesar 10,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan aktivitas perdagangan saham yang tetap aktif meskipun menghadapi dinamika pasar keuangan. Selain itu, jumlah kepemilikan saham mencapai Rp91,635 miliar, menurun sebesar -2,53 persen yoy, dikarenakan derasnya tekanan jual asing atau capital outflow dapat mempengaruhi kepemilikan saham dan perlambatan ekonomi dan inflasi yang rendah dapat memperkuat sinyal lemahnya permintaan domestik di Jawa Timur.

Di industri pengelolaan investasi, nilai penjualan reksa dana hingga bulan Januari 2025 mencapai Rp1,552 miliar, mengalami penurunan sebesar -6,67 persen dibandingkan tahun sebelumnya. penurunan ini diiringi dengan berkurangnya jumlah investor institusi sebesar -55,06 persen dan lonjakan signifikan jumlah investor perorangan hingga 51,77 persen. Hal ini mencerminkan minat yang meningkat terhadap investasi berbasis portofolio di kalangan individu.

Sementara itu, penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, hingga Februari 2025 di Jawa Timur telah terdapat 38 Penerbit, 7.380 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp51,00 miliar.

Perkembangan Sektor Perbankan (PBKN)

Kredit perbankan pada posisi Februari 2025 tumbuh 7,61 persen yoy menjadi sebesar Rp608,106 miliar. Sementara itu, secara tahunan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 4,74 persen yoy atau menjadi sebesar Rp797,445 miliar. Hal tersebut mengakibatkan LDR di Jawa Timur pada posisi Februari 2025 menjadi sebesar 75,83 persen.

OJK terus mendorong IJK untuk mendukung perekonomian di Jawa Timur dengan mendorong aspek intermediasi IJK dengan tetap memperhatikan kinerja perbankan agar mampu menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan/kredit dan terjaganya likuiditas. Likuiditas industri perbankan pada Februari 2025 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 79,86 persen dan 16,69 persen, atau tetap jauh di atas treshold masing-masing sebesar 50,00 persen dan 10,00 persen. Adapun Liquidity Coverage Ratio LCR secara nasional berada di level 210,14 persen pada bulan Februari 2025, hal tersebut menunjukkan kemampuan perbankan dalam mengelola likuiditas dan memenuhi kewajiban jangka pendek. Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 1,45 persen dan NPL gross sebesar 3,28 persen. Seiring dengan pemulihan yang terus berlanjut adanya beberapa sektor yaitu UMKM, perdagangan, dan industri di Jawa Timur.

Perbankan di Indonesia, termasuk Jawa Timur, berdasarkan Survei Orientasi Bisnis Perbankan (SBPO) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Triwulan I tahun 2025, mayoritas responden meyakini bahwa risiko perbankan masih dalam kondisi terjaga, tercermin dalam Indeks Persepsi Risiko Investing Policy Ratio (IPR) sebesar 55 atau tergolong dalam risiko yang cukup manageable, sebagai indikator pendukung berdasarkan Outlook Ekonomi 2025, antara lain :

  • Pertumbuhan kredit perbankan diproyeksikan akan meningkat menjadi  11 – 13 persen pada tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi tahun 2024.
  • Likuiditas Perbankan Rasio AL/NDC dan AL/DPK masing-masing sebesar 113,64 persen dan 25,58 persen jauh diatas threshold masing-masing 50 persen dan 10 persen, menujukkan likuiditas perbankan yang memadai.
  • Kualitas aset perbankan terus mengalami perbaikan, dengan risiko kredit yang terpantau menurun.
  • Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa sektor perbankan Indonesia menunjukkan daya tahan yang kuat di tengah ketidakpastian global dan tantangan ekonomi domestic.

Di sisi pengembangan dan penguatan di bidang Perbankan, OJK telah menerbitkan SEOJK Nomor 2 Tahun 2025 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) dan Pemenuhan Modal Inti Minimum Bagi Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dalam rangka penyelarasan dengan POJK Nomor 7 Tahun 2024 tentang BPR dan BPRS, POJK Nomor 1 Tahun 2024 tentang Kualitas Aset BPR, dan SEOJK Nomor 21 Tahun 2024 tentang Panduan Akuntansi Perbankan bagi BPR. Selain itu, kami juga sedang melakukan penyempurnaan SEOJK tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum.

Perkembangan Sektor Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP)

Pada sektor Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP), terdapat tren positif yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi serta memberikan perlindungan finansial yang lebih baik kepada masyarakat. Kinerja industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Sampai dengan Desember 2024, akumulasi pendapatan premi asuransi jiwa mencapai Rp15,893 miliar, meningkat -0,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya year on year. Pertumbuhan ini menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat di Jawa Timur terhadap pentingnya perlindungan jiwa, serta keberhasilan perusahaan asuransi dalam memperluas pasar melalui inovasi produk yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat. Sementara itu, pendapatan premi asuransi umum juga mengalami peningkatan sebesar 6,98 persen yoy, mencapai Rp4,934 miliar. Kenaikan ini mencerminkan meningkatnya permintaan akan perlindungan terhadap aset dan risiko kerugian lainnya, yang dipicu oleh pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan aktivitas bisnis yang kembali bergairah.

Di sisi industri dana pensiun, total aset per Februari 2025 tumbuh sebesar 2,00 persen yoy, dengan nilai mencapai Rp4,377 miliar, naik dari Rp4,291 miliar pada Februari 2024. Peningkatan ini sejalan dengan pertumbuhan investasi yang mencapai 2,13 persen yoy, dengan nilai Rp4,259 miliar, dibandingkan Rp4,170 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Tren ini menunjukkan kemampuan dana pensiun dalam mengelola portofolio investasinya secara optimal, meskipun di tengah tantangan global.

Pada sektor penjaminan, nilai aset perusahaan penjaminan tumbuh 26,09 persen yoy, mencapai Rp711 miliar pada Februari 2025, dibandingkan Rp564 miliar pada Februari 2024. Pertumbuhan aset ini menunjukkan kemampuan perusahaan penjaminan dalam meningkatkan kapasitas keuangan mereka untuk mendukung kegiatan penjaminan yang lebih luas. Namun, nilai penjaminan justru mengalami peningkatan sebesar 13,03 persen, dari Rp7,206 miliar pada Februari 2024 menjadi Rp8,145 miliar pada Februari 2025.

Perkembangan Sektor Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) 

Pada sektor Pembiayaan, Modal Ventura, dan Layanan Keuangan Mikro (PVML), berbagai indikator menunjukkan dinamika yang menarik pada Februari 2025. Piutang pembiayaan dari Perusahaan Pembiayaan (PP) mengalami pertumbuhan sebesar 8,14 persen yoy, mencapai Rp47,011 miliar. Pertumbuhan ini mencerminkan tingginya permintaan pembiayaan, baik dari sektor konsumtif maupun produktif, sebagai bagian dari pemulihan ekonomi pasca-pandemi. Selain itu, profil risiko sektor pembiayaan terpantau sehat dengan rasio Non-Performing Financing (NPF) gross tetap terkendali di angka 3,23 persen.

Di sisi lain, sektor Modal Ventura menunjukan tren peningkatan diawal tahun 2025 dengan mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 15,09 persen yoy pada Februari 2025, dengan nilai pembiayaan modal ventura tercatat sebesar Rp1,808 miliar, naik dari Rp1,686 miliar pada Desember 2024.

Di sektor Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending, pertumbuhan outstanding pembiayaan mencatat kinerja yang mengesankan, meningkat sebesar 30,07 persen yoy pada Januari awal tahun 2025, dengan nominal mencapai Rp9,806 miliar, melanjutkan tren positif dari Desember 2024 yang tumbuh 29,04 persen yoy. Tingkat risiko kredit macet (TWP-90) juga terjaga pada level 2,76 persen, turun dari 2,89 persen pada Desember 2024.

Sementara itu, total aset pergadaian swasta mengalami penurunan yang ditunjukan dari nilai total aset Januari 2025 sebesar Rp663 juta pada Januari 2025, dibandingkan posisi Desember 2024 sebesar Rp666 juta. Namun, jika dilihat dari sudut secara year on year nilai total aset tersebut terbilang mengalami pertumbuhan dari nilai total aset pada Januari 2024 yang sebesar Rp614 juta. Pertumbuhan ini menandakan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pergadaian sebagai alternatif pembiayaan yang cepat dan mudah, terutama untuk kebutuhan dana darurat atau pembiayaan mikro. Layanan pergadaian yang fleksibel dan berorientasi pada segmen masyarakat menengah ke bawah menjadi salah satu alasan utama peningkatan ini.

Perkembangan Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen (PEPK)

Selama periode 1 Januari hingga 31 Maret 2025, berdasarkan data pada Aplikasi Portal Pelindungan Konsumen (APPK), terdapat 249 layanan konsumen yang ditujukan kepada Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) yang berkantor pusat di wilayah kerja Kantor OJK Provinsi Jawa Timur dan Kantor OJK di bawahnya. Dari jumlah tersebut, 127 layanan berupa pertanyaan, 69 layanan berupa penyampaian informasi dari konsumen, dan 53 layanan berupa pengaduan konsumen. Berdasarkan jenis PUJK, layanan tersebut terdiri dari 122 layanan terkait Bank Umum Konvensional, 120 layanan terkait BPR Konvensional, dan 7 layanan terkait BPR Syariah. Sementara itu, berdasarkan kategori permasalahan, layanan yang diberikan terutama terkait Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) sebesar 33,73 persen, diikuti permasalahan restrukturisasi/relaksasi Kredit, Pembiayaan, atau Pinjaman sebesar 24,50 persen, permintaan pembukaan blokir sebesar 5,22 persen, serta permasalahan bunga/denda/pinalti dan agunan/jaminan masing-masing sebesar 4,02 persen.

Dalam rangka upaya penanganan permasalahan pelindungan konsumen serta mendorong pemerataan literasi dan inklusi keuangan, OJK terus menggalakkan program literasi dan inklusi keuangan secara masif secara tatap muka (offline) maupun daring (online) dan media sosial Instagram OJK (@OJK_Jatim; @OJK_Malang; @OJK_Kediri; @OJK_Jember). Media Sosial ini sebagai salah satu saluran media komunikasi yang khusus menginformasikan konten terkait edukasi keuangan kepada masyarakat secara digital  dengan jumlah publikasi dari bulan Januari sd Maret 2025 sebanyak 632 postingan informasi dan edukasi, jumlah pengikut sebanyak 39.008 followers dan jumlah pengunjung sebanyak 2.511.312 viewers.

Kegiatan Literasi dan Inklusi Keuangan

Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) telah terbentuk di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur sehingga total terdapat sebanyak 39 (tiga puluh Sembilan) TPAKD yang terdiri dari 1 (satu) TPAKD Tingkat Provinsi dan 38 (tiga puluh delapan) TPAKD di tingkat Kabupaten/Kota. Selama Tahun 2024 hingga Triwulan-I 2025, Kantor OJK di Provinsi Jawa Timur telah melaksanakan kegiatan edukasi sebanyak 585 kegiatan edukasi keuangan yang menjangkau sebanyak 245.871 orang peserta dari berbagai elemen masyarakat diantaranya pelajar, mahasiswa, pelaku UMKM, dan perempuan.

Dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi keuangan secara masif dan merata di seluruh Indonesia, OJK bersama Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) pada tanggal 22 Agustus 2024 menginisiasikan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) dengan tema “Masyarakat Cerdas Keuangan Menuju Indonesia Emas 2045". Program GENCARKAN disiapkan sebagai upaya bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mengorkestrasi gerakan secara nasional guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Program GENCARKAN dilaksanakan melalui program Literasi dan Inklusi oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) termasuk kantor cabang/ jaringan kantor PUJK di seluruh wilayah Indonesia, dengan orkestrasi dan pemantauan oleh Kantor OJK Daerah realisasi GENCARKAN di Jawa Timur (Agustus 2024 s.d. Maret 2025) yaitu 1.427 kegiatan dengan jumlah peserta mencapai 288.243 orang.

Dalam rangka meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan serta menyemarakkan Bulan Suci Ramadan 1446 Hijriah, OJK melanjutkan program Gebyar Ramadan Keuangan Syariah (GERAK Syariah) di Tahun 2025 dengan rangkaian kegiatan “KURMA" (Kompetisi Keuangan Syariah di Bulan Ramadan) yang melombakan Kultum, Reels, Hadrah, dan Weekly Quiz, serta “KOLAK" (Kajian dan Obrolan seputar Keuangan Syariah) yang meliputi School of Syariah, Webinar, Podcast, dan Talkhsow. OJK se-Jawa Timur turut meramaikan program ini dengan menyelenggarakan 85 kegiatan literasi dan inklusi yang melibatkan 56.773 peserta. Sinergi program GERAK Syariah dengan program GENCARKAN juga terlaksana dalam 27 kegiatan yang dengan peserta sebanyak 12.860 orang di Jawa Timur.

***

Informasi lebih lanjut:

Kepala OJK Provinsi Jawa Timur

Telp. (031) 992 10100.

Artikel Lain

Otoritas Jasa Keuangan

Gedung Sumitro Djojohadikusumo
Jalan Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta 10710 Indonesia

Hubungi Kami

(021) 2960 0000
157
humas@ojk.go.id
081 157 157 157

Artikel GPR

Copyright Otoritas Jasa Keuangan 2024 | Peta Situs | Syarat dan Kondisi