Dalam rangka meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia Sektor Jasa Keuangan (SDM-SJK) serta awareness, pemahaman, dan efektivitas atas implementasi penerapan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di sektor jasa keuangan, Grup Penanganan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bekerjasama dengan OJK Institute menyelenggarakan kegiatan workshop Pendampingan Penerapan Program APU PPT di Sektor Pasar Modal. Kegiatan diselenggarakan di Gedung Menara Radius Prawiro, Kompleks Bank Indonesia, Jl. MH. Thamrin, Jakarta, dan dihadiri oleh 41 orang peserta dari perwakilan Manajer Investasi, dan 31 orang peserta perwakilan dari Perusahaan Efek. Adapun penyelenggaraan kegiatan ini bertujuan agar peserta mampu mengelola risiko tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme berdasarkan principle based yang sesuai dengan rekomendasi Financial Action Task Force (FATF) dan peraturan/perundang-undangan yang berlaku.
Workshop dibuka oleh Deputi Komisioner Internasional dan Riset, Bapak Imansyah yang dalam sambutannya menjelaskan mengenai kewajiban PJK untuk menerapkan program APU PPT berbasis risiko sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12/POJK.01/2017 (POJK APU PPT) dan Rekomendasi yang dikeluarkan oleh The Financial Action Task Force (FATF). Dengan menerapkan program APU PPT berbasis risiko, PJK diharapkan dapat memastikan bahwa tindakan pencegahan terhadap TPPU dan TPPT yang dilakukan telah sepadan dengan risiko yang telah diidentifikasi sehingga PJK juga akan mampu mengalokasikan sumber dayanya secara lebih efektif dan efisien.
Workshop pendampingan penerapan program APU PPT berbasis risiko tidak hanya berisi pemaparan materi, namun juga terdapat sesi simulasi dan studi kasus yang dipandu oleh masing-masing pemateri. Pada hari pertama, Materi dengan topik Penerapan Program APU PPT berdasarkan POJK APU PPT disampaikan oleh Ibu Marlina Efrida (OJK). Selanjutnya, materi kedua mengenai implementasi National Risk Assessment (NRA) TPPU dan TPPT dalam Penerapan Program APU PPT Berbasis Risiko di Sektor Jasa Keuangan yang disampaikan oleh Bapak I Nyoman Sastrawan (PPATK). Materi ketiga adalah mengenai Tipologi Pencucian Uang di Dunia Pasar Modal yang disampaikan oleh Bapak Patrick Irawan (PPATK). Materi selanjutnya adalah simulasi dan studi kasus terkait identifikasi pelaporan transaksi mencurigakan yang dipandu oleh 2 (dua) narasumber dari PPATK.
Acara hari kedua diawali dengan penyampaian materi terkait Penyampaian Data dan Informasi pada Sistem Informasi Program APU PPT (SIGAP) – Modul DTTOT dan Daftar Proliferasi Senjata Pemusnah Massal serta pelaksanaan uji coba penggunaan SIGAP yang disampaikan oleh Sdri Pocut Syakina Tikita Farine dan Sdri. Anindya Maya Arviani (OJK). Materi kedua adalah mengenai Penerapan Program APU PPT Berbasis Risiko berdasarkan SEOJK APU PPT yang disampaikan oleh Ibu Marlina Efrida (OJK). Materi selanjutnya disampaikan oleh Bapak Deni Ratno Tama (Ernst & Young) yang menyampaikan materi terkait Penilaian Risiko TPPU/TPPT di Industri Pasar Modal, manajemen risiko TPPU dan TPPT, dan implementasi penerapan program APU PPT Berbasis Risiko di Sektor Jasa Keuangan yang dilanjutkan dengan simulasi dan studi kasus.
Kegiatan berjalan dengan lancar yang ditandai dengan antusiasme dan partisipasi aktif para peserta terutama pada saat sesi simulasi dan studi kasus dari masing-masing narasumber. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas implementasi program APU PPT berbasis risiko di Sektor Pasar Modal yang selanjutnya dapat mendukung integritas sistem keuangan dan mendorong sektor jasa keuangan untuk tumbuh secara berkelanjutan, stabil dan aman, demi tercapainya stabilitas sistem keuangan dan berperan secara optimal dalam perekonomian nasional.
Materi-materi pada kegiatan Workshop dapat diunduh di sini
