Print

Kesiapan BPR dalam Memanfaatkan Teknologi Digital

  • 30 Juni 2022
  • Lintas Sektor
  • Online

Teaser
Latar belakang
  • Kehadiran BPR sangat diperlukan bagi masyarakat yang tinggal di daerah-daerah yang belum mendapatkan layanan perbankan dari bank umum. BPR hadir memberikan layanan perbankan untuk masyarakat menengah kebawah, sehingga peran mereka sangat strategis untuk mendukung perekonomian di daerah. Jumlah BPR di Indonesia saat ini mencapai 1.464 BPR (data OJK per Februari 2022)[1] dan sebagian besar tersebar di wilayah Jawa dan Bali. Walaupun jumlah mereka sangat banyak, namun dari sisi asetnya ternyata masih jauh dibandingkan dengan bank umum. Total aset seluruh BPR per Februari 2022 hanya mencapai Rp.187,4 triliun, masih jauh dibandingkan dengan bank umum.
  • Di tengah-tengah maraknya transformasi digital yang sedang berlangsung di industri perbankan, kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi BPR untuk mengikuti gelombang perubahan ke arah digitalisasi yang sedang terjadi di industry perbankan tersebut. Transformasi digital diharapkan akan membawa dampak positif bukan hanya bagi bank saja, melainkan juga untuk masyarakat pengguna jasa perbankan. Oleh sebab itu, transformasi digital juga dianggap perlu dilakukan oleh BPR agar mampu memberikan layanan yang lebih baik dan juga menciptakan efisiensi.
  • Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh BPR untuk meningkatkan daya saingnya adalah dengan melakukan transformasi digital. Transformasi digital menuntut BPR untuk mengubah pola pengelolaan dan operasional yang dilakukan. Pergeseran dari konsep traditional bank ke future bank mendorong BPR menyesuaikan strategi bisnis, melakukan penataan ulang jaringan distribusi, mendorong transaksi perbankan melalui digital channel (mobile app dan internet) termasuk penggunaan perangkat perbankan elektronik terkini, dalam upaya peningkatan customer experience(end to-end digital solution).
  • Guna mendukung proses transformasi digital, maka BPR perlu menyiapkan berbagai hal yang dibutuhkan, antara lain Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana infrastruktur lainnya. Tentu saja hal ini perlu mendapat perhatian khusus mengingat kedua aspek ini sering kali menjadi kendala dalam akselerasi digitalisasi karena membutuhkan biaya investasi yang cukup besar. 

 

 

Objektif
  1. Mengetahui peluang dan tantangan dalam implementasi transformasi digital bagi BPR; dan
  2. Mendukung kesuksesan dan akselerasi transformasi digital bagi BPR.
Peserta
Pimpinan dan Pegawai OJK, Perwakilan Industri Jasa Keuangan, Akademisi dan Masyarakat Umum
Pembicara
  • Ayahandayani Kussetyowati (Direktur Penelitian dan Pengaturan BPR, OJK)
  • Tedy Alamsyah (Wakil Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia - PERBARINDO)
  • Handik Widiarta (Komisaris Utama PT. BPR Indra Candra)
  • I Made Wenten Budiada (Direktur Operasional PT. BPR Lestari Bali )