Dalam rangka menjaga resiliensi dan stabilitas industri Pasar Modal Indonesia dari perlambatan ekonomi global, OJK telah menerbitkan berbagai kebijakan yang akomodatif. Pada tahun 2022, OJK mengeluarkan beberapa kebijakan lanjutan dalam rangka merespon dampak pandemi antara lain dengan menerbitkan Peraturan OJK Nomor 4/POJK.04/2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 7/POJK.04/2021 Tentang Kebijakan dalam Menjaga Kinerja dan Stabilitas Pasar Modal Akibat Penyebaran Corona Virus Disease 2019, dan peraturan turunannya. 

Di tengah situasi ekonomi global yang masih terus bergerak dinamis, patut disyukuri Pasar Modal domestik di tahun 2022 dapat terjaga stabil dan terus bertumbuh. Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.850,62 atau tumbuh 4,09% yoy pada akhir tahun 2022. Sedangkan di pasar surat utang, Indonesia Composite Bond Index juga mengalami pertumbuhan sebesar 3,60% secara yoy dengan ditutup pada level 334,78 di akhir tahun 2022.

Sepanjang tahun 2022, total penghimpunan dana melalui penawaran umum di Pasar Modal tercatat mencapai Rp267,73 triliun. Selain itu, penghimpunan dana melalui layanan urun dana (securities crowdfunding) juga terus bertumbuh, di mana secara akumulasi sejak tahun 2018 hingga akhir tahun 2022 terdapat lebih dari 330 Penerbit yang telah menghimpun dana dengan total senilai melampaui Rp700 miliar dari 135 ribu lebih pemodal. Pertumbuhan jumlah investor Pasar Modal juga masih berlangsung di tahun 2022. Berdasarkan data Single Investor Identication yang dihimpun oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, jumlah investor Pasar Modal hingga akhir tahun 2022 telah mencapai 10,31 juta investor atau naik sebesar 37,68% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 7,49 juta investor.