SP 176/GKPB/OJK/XI/2025
SIARAN PERS
OJK ARAHKAN TRANSFORMASI DIGITAL PERLUAS INKLUSI KEUANGAN
Penutupan FEKDI x IFSE 2025
Jakarta, 01 November 2025. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa transformasi keuangan digital harus mendorong inklusi dan memperluas kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Demikian disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto (KE IAKD) OJK Hasan Fawzi dalam penutupan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) dan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu.
“Transformasi keuangan digital harus menjadi sarana untuk memperluas akses dan kesempatan, bukan menciptakan kesenjangan baru. OJK berkomitmen memastikan setiap inovasi berjalan secara bertanggung jawab, beretika, dan berkelanjutan," ujar Hasan.
Hasan juga menambahkan bahwa OJK akan terus menjaga keseimbangan antara dorongan terhadap inovasi dengan mitigasi risiko yang mungkin timbul, serta memperkuat pelindungan konsumen.
“Kami di OJK akan terus hadir dan menjaga keseimbangan antara inovasi di satu sisi dengan kemampuan memitigasi risiko-risiko yang mungkin ditimbulkan, antara terus mendorong pertumbuhan dengan menghadirkan pelindungan terhadap konsumen dan nasabah tanpa kompromi," ungkapnya.
Hasan juga menegaskan bahwa arah kebijakan yang dikeluarkan OJK selaras dengan Asta Cita Pemerintah, khususnya dalam mewujudkan kemandirian ekonomi, peningkatan produktivitas, serta pemerataan pembangunan dan pengurangan kesenjangan wilayah, di mana transformasi digital menjadi instrumen pembangunan nasional yang adil dan berkelanjutan.
Penutupan FEKDI x IFSE 2025 turut dihadiri oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti serta Sekretaris Jenderal Dewan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kemenko Perekonomian Rizal Edwin Manansang.
Pada kesempatan tersebut, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menekankan pentingnya sinergi, inovasi, dan akselerasi sebagai tiga kunci utama dalam mempercepat transformasi ekonomi dan keuangan digital Indonesia.
“Tanpa sinergi maka kita tidak akan bisa mencapai tujuan digitalisasi secara optimal. Tanpa inovasi kita juga tidak akan mencapai sasaran dari digitalisasi secara tepat. Dan yang ketiga adalah akselerasi transformasi ekonomi," jelas Destry.
Destry juga menyoroti bahwa digitalisasi di sektor keuangan tidak dapat dilakukan secara terpisah dan menegaskan pentingnya power of we sebagai filosofi kolaborasi dalam inovasi.
“Di pasar uang, walaupun mandatnya adalah Bank Indonesia, tapi dalam meningkatkan pasar uang kita, gak mungkin Bank Indonesia jalan sendiri. Bank Indonesia bersama-sama dengan OJK dan industri membangun infrastruktur bersama," kata Destry.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Dewan KEK Rizal Edwin Manansang menyampaikan apresiasi atas keberhasilan penyelenggaraan FEKDI x IFSE 2025 sebagai simbol sinergi nasional dalam mempercepat transformasi digital.
“FEKDI dan IFSE tahun ini bukan sekadar festival, tetapi cerminan dari semangat kolaborasi dan inovasi nasional untuk membangun transformasi ekonomi yang inklusif, efisien, dan berkelanjutan," ujar Edwin.
Lebih lanjut, Edwin menekankan pentingnya inovasi frugal sebagai pendekatan yang tepat untuk mendorong efisiensi dan keterjangkauan dalam pemanfaatan teknologi digital, agar manfaat ekonomi digital dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat.
“Inovasi yang hemat sumber daya atau frugal innovation menekankan pada efisiensi, keterjangkauan, dan skalabilitas agar setiap terobosan teknologi dapat menjangkau seluruh masyarakat, termasuk mereka yang belum pernah tersentuh oleh layanan keuangan formal," tambahnya.
Selama tiga hari penyelenggaraan (30 Oktober–1 November 2025), FEKDI x IFSE 2025 menjadi wadah kolaborasi strategis antara OJK, BI dan Kemenko Perekonomian, serta melibatkan pelaku industri keuangan digital, startup, akademisi, dan masyarakat. Forum ini menghadirkan berbagai sesi diskusi, pameran teknologi, hingga kompetisi inovasi seperti Hackathon BI–OJK 2025 dan QRIS Jelajah 2025, yang mendorong generasi muda Indonesia untuk menghadirkan solusi keuangan digital nyata bagi masyarakat.
Pada kegiatan penutupan FEKDI x IFSE juga dilakukan pengumuman pemenang Hackaton:
Kategori Mahasiswa
MTAF IMPACT
KancaKids
Chain Intelligence
Kategori Profesional
Dewantara
Meaningfull Intelligence
Niriksagara
FEKDI x IFSE 2025 menjadi wujud kolaborasi pemerintah, regulator, industri, akademisi, dan masyarakat dalam membangun ekosistem ekonomi digital yang tangguh dan berdaya saing global. Forum ini juga menegaskan posisi Indonesia dalam mendukung ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) serta komitmen menuju ekonomi digital regional bernilai 2 triliun dolar AS pada 2030.
OJK memandang kolaborasi lintas otoritas seperti FEKDI x IFSE 2025 sebagai instrumen strategis untuk memperkuat kepercayaan publik terhadap sistem keuangan digital dan memastikan inovasi berkembang berlandaskan tata kelola, etika, dan pelindungan konsumen.
OJK menegaskan komitmennya untuk memperkuat regulasi, mendorong inovasi yang bertanggung jawab, dan memastikan transformasi ekonomi digital nasional berlangsung inklusif, aman, dan berkeadilan.
***
Informasi lebih lanjut:
Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK - M. Ismail Riyadi
Telp. (021) 29600000; Email: humas@ojk.go.id