Anggota Dewan Komisioner

 

​​​​​​​​​​​​​Anggota Dewan Komisioner Periode 2022 - 2027

Mahendra Siregar mengucapkan sumpah dan dilantik menjadi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan di Mahkamah Agung pada tanggal 20 Juli 2022.

Mahendra menjabat Wakil Menteri Luar Negeri sejak 25 Oktober 2019 sampai 19 Juli 2022. Sebelumnya dia menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (2019), Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (2013-2014), Wakil Menteri Keuangan (2011-2013), dan Wakil Menteri Perdagangan (2009-2011).

Selain mengemban tugas pada institusi pemerintah, Mahendra juga pernah memegang berbagai jabatan komisaris di korporasi dan organisasi internasional.

Mahendra memperoleh gelar Master of Economics dari Monash University, Melbourne pada tahun 1991 dan Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia di tahun 1986.

Lahir di Surabaya pada 9 April 1965, Mirza Adityaswara memiliki lebih dari 30 tahun pengalaman karier di industri keuangan dan pemerintahan. Pada 1992, Beliau berhasil meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia. Lalu melanjutkan studinya dan meraih gelar Master of Applied Finance dari Macquarie University, Sydney, Australia pada tahun 1995.

Mirza Adityaswara mengawali karier sebagai Dealer di Bank Sumitomo Niaga pada tahun 1989. Beliau kemudian bekerja sebagai Head of Securities Trading & Research di Bahana Sekuritas dari 2002 hingga 2005.

Lalu Beliau melanjutkan karir profesionalnya di beberapa institusi jasa keuangan, antara lain Director, Head of Equity Research & Bank Analysis di Credit Suisse Securities Indonesia pada 2005-2008, Managing Director, Head of Capital Market, Mandiri Sekuritas sekaligus sebagai Kepala Ekonom Bank Mandiri Group selama kurun waktu 2008–2010, dan Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Dewan Komisioner di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada 2010-2013.

Kemudian, Beliau resmi menjabat sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia sejak 2013 hingga 2019.

Saat menjabat sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Beliau juga tidak asing dengan tugas dan fungsi Otoritas Jasa Keuangan.  Selama 2015-2019, Beliau diberikan tugas tambahan sebagai anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Ex-Officio dari Bank Indonesia.

Dalam kurun waktu itu, Beliau bertugas mengawasi implementasi sinergi kelembagaan antara BI dan OJK dalam konteks kebijakan makroprudensial Bank Indonesia yang berkorelasi dengan pengawasan serta pengaturan industri jasa keuangan.

Setelah selesai bertugas dari Bank Indonesia, Beliau menjabat selaku Tenaga Ahli Menteri Keuangan pada 2020-2022 dan Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) tahun 2020-2022.

Dian Ediana Rae lahir di Bandung, 4 April 1960. Ia lulusan Doktor Bidang Hukum Ekonomi Keuangan dari Universitas Indonesia dengan predikat cumlaude. Ia menamatkan pendidikan Master bidang Hukum Bisnis University of Chicago Law School. Dian juga sempat mengambil Law Course di Georgetown University, Washington DC, Amerika Serikat, dan Summer School for International Finance Law di Oxford University, Inggris.

Sejalan dengan keilmuan yang dimiliki, Dian pun banyak berkecimpung di bidang hukum ekonomi dan bisnis. Dian Ediana Rae memulai kariernya di bidang keuangan di Bank Indonesia. Dian menjabat sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia, tepatnya untuk penugasan di London pada tahun 2010- 2013, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI yang kewenangannya meliputi daerah Jawa Barat dan Banten pada 2013-2014, serta sebagai Kepala Departemen Regional I Bank Indonesia Sumatera untuk masa jabatan 2014-2016. Sebelum akhirnya menjadi Wakil Kepala PPATK pada 2016-2020, dan kemudian diangkat menjadi Kepala PPATK periode 2020-2021.

Selain itu, Dian Ediana Rae juga pernah ditunjuk sebagai Vice Chair di Kelompok Kerja Pertukaran Informasi the Egmont Group. Dian juga terpilih sebagai Regional Representative the Egmont Group untuk kawasan Asia Pasifik, anggota the Egmont Group Committee, dan juga menjabat sebagai Co-Chair dalam Financial Intelligence Consultative Group (FICG) di kawasan Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru pada tahun 2018-2021.

Inarno Djajadi kelahiran Yogyakarta, 31 Desember 1962. Menyandang gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1981. Beliau memulai karier di bidang pasar modal sejak tahun 1989.

Inarno menjabat sebagai Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui RUPS pada tanggal 29 Juni 2018. Sebelumnya Inarno menjabat sebagai Treasury Officer di PT Aspac Uppindo Sekuritas (1989-1991), Direktur PT Aspac Uppindo Sekuritas (1991-1997), Direktur PT Mitra Duta Sekuritas (1997-1999), Direktur PT Widari Sekuritas (1999), dan Direktur Utama PT Madani Sekuritas (2000-2003).

Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama, Komisaris serta Komisaris Utama PT KPEI (2003-2009, 2010-2013, dan 2013-2016), Komisaris Utama PT Maybank Kim Eng Securities (2013-2014), Komisaris Utama PT CIMB Niaga Sekuritas (2014-2017), serta Komisaris BEI tahun 2017-2018.

Inarno juga memiliki pengalaman di berbagai organisasi sepanjang karirnya, termasuk sebagai anggota Ikatan Pialang Efek Indonesia (IPEI) (1992-1994), anggota Dewan Pengawas Profesi Pasar Modal Indonesia (2017-2020), dan saat ini menjabat sebagai Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Jakarta Raya (ISEI Jaya) sejak 2020.

Lahir di Bogor, 21 Mei 1961, Ogi Prastomiyono memperoleh gelar sarjana Teknologi Industri Pertanian dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 1984, dan Master of Business Administration dari University of Notre Dame, Amerika Serikat, pada t​ahun 1994.​​​

Beliau sebelumnya menjabat sebagai Direktur Layanan Strategis PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (2018-2021) dan Wakil Komisaris Utama PT Vale Indonesia Tbk (2020-2022).

Ogi memulai karir di Bank Ekspor Impor Indonesia atau Exim Bank pada 1986. Di sana, ia menduduki posisi sebagai Loan Officer di Divisi Kredit Perkebunan. Posisi terakhirnya di Exim Bank sebagai Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan.

Di tahun 1999, beliau bergabung dengan Bank Mandiri dan menduduki berbagai posisi yang berbeda di Bank Mandiri sebelum duduk di Direksi, yaitu Kepala Divisi Compliance (1999-2001), Deputy Chairman – IPO Working Team (2001-2003), Managing Director Bank Syariah Mandiri (2003-2005), Group Head Compliance (2005-2006), dan Group Head Internal Audit (2006-2008).

Dan setelahnya, beliau diangkat sebagai Direktur Compliance & Human Capital Bank Mandiri (2008-2014), sebagai Direktur Risk Management & Compliance (2014-2015), sebagai Direktur Technology & Operations (2015-2016), dan sebagai Direktur Operations tahun (2016-2018).

Friderica Widyasari Dewi meraih gelar Sarjana di bidang ekonomi di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2001. Kemudian melanjutkan pendidikan di California State University, USA dan mendapatkan gelar Master of Business Administration di tahun 2004, serta meraih gelar Doktor di bidang studi Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan di Universitas Gadjah Mada di tahun 2019.

Friderica lahir di Cepu, 28 November 1975 telah menjalani lebih dari 10 tahun karir di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 2005 hingga menjadi Direktur Pengembangan Pasar PT Bursa Efek Indonesia (2009-2015).

Kariernya berlanjut di self-regulatory organizations (SRO) lainnya, yakni PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai Direktur Keuangan pada 2015-2016. Selanjutnya menjabat sebagai Direktur Utama PT KSEI pada 2016-2019, sebelum akhirnya menjadi Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas tahun (2020-2022). 

Friderica juga diketahui memiliki sertifikat Wakil Manajer Investasi (WMI) dan Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE) yang dikeluarkan oleh OJK pada 2019.  

Lahir di C​irebon, 24 Februari 1969, Sophia Issabella Watimena menyandang gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Ia lalu menamatkan pendidikan Master of Business Administration di Leiden University, Belanda, serta Kuhne Logistic University, Jerman. Sophia juga telah memenuhi kualifikasi sebagai Chartered Accountant (CA) yang diakui oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Sophia mengawali karirnya sebagai auditor eksternal di Ernst & Young (EY) hingga menjabat sebagai
 Senior Manager EY Transaction Advisory Services, serta pernah menjabat sebagai Manager Internal Audit di PT Semen Cibinong Tbk. Selama karirnya, Sophia pernah menjabat sebagai Head of Finance Resource Management Unit United Nations Development Program (UNDP). Setelah itu, Sophia dipercaya sebagai Vice President Advisory & Investment di PT Indonesia Infrastructure Finance, salah satu anak usaha PT Sarana Multi Infrastruktur dan berbagai lembaga multilateral.​​

Sophia pernah bergabung di PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) salah satunya sebagai Direktur Keuangan & Operasi
 PT Pelabuhan Indonesia Investama dan Direktur Keuangan & SDM PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. Ia kemudian menjajaki karir di PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) sebagai Executive Director of Finance dan selanjutnya dipercaya sebagai Managing Director.

Agusman lahir di Padang pada tanggal 6 Agustus 1965. Menyelesaikan pendidikan Sarjana di bidang Akuntansi Universitas Andalas pada tahun 1989, dan mendapat gelar Master of Business Administration (MBA) di bidang Economics and Finance dari Curtin University of Technology pada tahun 1998. Selanjutnya, beliau meneruskan studi dan meraih gelar PhD di bidang Banking and Finance dari Australian National University (ANU) pada tahun 2006, dengan tesis berjudul "An Empirical Examination of Bank Risk Taking - Asian Evidence".

Agusman mengawali karier di Bank Indonesia pada tahun 1992 setelah menyelesaikan Pendidikan Calon Pemeriksa Bank (PCPB) Angkatan II sebagai peserta terbaik pertama. Sebelum di Bank Indonesia, beliau pernah menjadi staf audit di kantor akuntan, staf di lembaga manajemen dan dosen akuntansi di salah satu universitas negeri.​

Sebagian besar karier Agusman adalah di bidang pengawasan, pemeriksaan, pengaturan dan penelitian perbankan. Paska krisis keuangan 1997/1998 beliau ditugaskan di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai bank oversight. Beliau termasuk yang mula-mula mendalami dan memperkenalkan stress test, macroprudential policy dan financial system surveillance. Beliau telah mengikuti berbagai forum tentang perbankan dan stabilitas sistem keuangan baik di dalam maupun luar negeri. Tulisan-tulisan beliau telah dipublikasikan dalam beberapa jurnal akademis antara lain Journal of Banking and Finance, Pacific-Basin Finance Journal, and Research in International Business and Finance.

Di Bank Indonesia, Agusman pernah menjabat sebagai Kepala Departemen Surveillance Sistem Keuangan (2016-2017), Kepala Departemen Komunikasi (2017-2019), Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan (2019), dan Kepala Departemen Audit Internal (2020-2023), serta pensiun dengan pangkat terakhir sebagai Asisten Gubernur. Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Dana Pensiun Bank Indonesia - Iuran Pasti (Dapenbi - IP) sejak didirikan s.d awal Agustus 2023.

Pada tanggal 9 Agustus 2023 beliau resmi menjadi Anggota Dewan Komisioner OJK yang diangkat berdasarkan Keputusan Presiden RI No.67/P Tahun 2023 tanggal 26 Juli 2023.

Hasan Fawzi lahir di Purwakarta 27 April 1970. Meraih gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1993, dan gelar Master of Business Administration (MBA) dari Universitas LÍAE de Grenoble, Université Pierre Mendes, France. Kemudian mendapat gelar Magister Manajemen (MM) dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 2008.

Hasan Fawzi memulai karier di PT Kliring Depositori Efek Indonesia dengan posisi terakhir sebagai Kepala Departemen Pengembangan Sistem pada 1993-1997, kemudian bergabung dengan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sebagai Kepala Divisi Teknologi Informasi pada 1997-2008. Selanjutnya, Hasan Fawzi menjadi Direktur PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) pada 2008-2012, Direktur Utama KPEI selama dua periode 2012-2015 dan 2015-2018, dan Direktur Pengembangan BEI pada 2018 - 2022.

Hasan sebelumnya juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT PEFINDO Biro Kredit (2022–2023), Komisaris Utama dan Independen PT RHB Sekuritas Indonesia (2022–2023), dan Komisaris Independen PT Merdeka Battery Materials Tbk (2023).

Lahir di Surabaya 24 Februari 1965, Doni Primanto Joewono menempuh pendidikan Sarjana Ekonomi Studi Pembangunan di Universitas Sebelas Maret pada tahun 1988, lalu melanjutkan studi S2 Administrasi dan Pengembangan SDM di Universitas Indonesia (UI) tahun 2004.

Doni Primanto Joewono memulai karirnya pada tahun 1991 di Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia hingga tahun 2000. Kariernya berlanjut sebagai peneliti ekonomi di Departemen Pengelolaan Moneter (2000-2002).

Ia lantas menjabat Deputi Kepala Bagian Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter (2002-2005), Kepala Bidang Ekonomi dan Moneter Departemen Statisitik Ekonomi dan Moneter (2005), dan Kepala Bidang Ekonomi dan Moneter Kantor BI Semarang (2005). Kemudian Doni ditugaskan sebagai Peneliti Ekonomi Senior (Deputi Direktur) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia London (2005-2008).

Karirnya berlanjut dengan memimpin Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo (2012-2013), dilanjutkan di Provinsi DKI Jakarta (2015-2018) dan berikutnya di Provinsi Jawa Barat (2018-2019). Selama karirnya di daerah, bersama Kepala Daerah pernah mendapat penghargaan sebagai TPID terbaik saat di Solo (2012) dan DKI Jakarta (2017) dan banyak menginisiasi berbagai kegiatan untuk mendorong investasi daerah dan pemberdayaan ekonomi Pondok Pesantren.

Doni Primanto Joewono menjadi Kepala Departemen SDM Bank Indonesia tahun 2020 dan Deputi Gubernur Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78/P Tahun 2020 tanggal 30 Juli 2020, dan mengucapkan sumpah jabatan pada tanggal 11 Agustus 2020.