SP-2/KO.16/2025
SIARAN PERS
SEKTOR KEUANGAN SULAWESI SELATAN STABIL DAN TUMBUH POSITIF DI AKHIR TAHUN 2024
Makassar, Februari 2025. Kantor OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menilai stabilitas kinerja sektor jasa keuangan di Provinsi Sulawesi Selatan tetap terjaga stabil, didukung kinerja intermediasi yang kontributif dan profil risiko yang terjaga.
Di tengah berbagai dinamika ekonomi, sektor jasa keuangan di Provinsi Sulawesi Selatan terus berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Perkembangan Sektor Perbankan
Sektor Perbankan di Provinsi Sulawesi Selatan tetap berada pada kondisi stabil dan tumbuh positif pada posisi Desember 2024 (yoy), meskipun laju pertumbuhannya melandai jika dibandingkan periode Desember 2023. Total aset perbankan tumbuh sebesar 5,88 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp203,47 triliun.
Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,64 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp133,59 triliun. DPK di Provinsi Sulawesi Selatan didominasi oleh tabungan dengan share 61,74 persen.
Adapun kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 4,23 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp164,29 triliun. Penyaluran kredit di Sulawesi Selatan masih didominasi oleh penyaluran kredit produktif sebesar 54,20 persen. Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, kredit yang disalurkan pada sektor perdagangan besar dan eceran memiliki porsi terbesar dengan share 23,24 persen.
Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 125,23 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 2,70 persen.
(dalam juta rupiah

Perbankan Syariah turut menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi pada posisi Desember 2024. Hal ini tercermin dari aset perbankan syariah yang tumbuh sebesar 22,24 persen (yoy) menjadi Rp17,82 triliun, dengan penghimpunan DPK yang tumbuh 18,96 persen menjadi Rp12,15 triliun dan penyaluran pembiayaan yang juga tumbuh sebesar 19,82 persen (yoy) menjadi Rp14,21 triliun. Tingkat intermediasi perbankan Syariah berada pada level 116,97 persen dengan tingkat NPF pada level 2,11 persen.
(dalam juta rupiah)
Kredit usaha mikro mendominasi penyaluran Kredit UMKM
Realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel tumbuh sebesar 1,98 persen (yoy) menjadi Rp61,52 triliun dengan share sebesar 38,19 persen dari total kredit yang disalurkan Bank Umum di Provinsi Sulawesi Selatan. Penyaluran kredit UMKM di Sulsel di dominasi oleh kredit usaha mikro sebesar Rp34,34 triliun dengan share sebesar 55,81 persen dari total kredit UMKM. Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 910.178 debitur.
(dalam juta rupiah)

Perkembangan Pasar Modal
Total SID investor pasar modal di Provinsi Sulawesi Selatan pada posisi Desember 2024 mencapai 400.517 SID atau tumbuh sebesar 25,68 persen (yoy). Dari total investor pasar modal tersebut, yang terbanyak adalah investor reksa dana mencapai 382.599 SID atau tumbuh sebesar 26,12 persen (yoy). Adapun nilai transaksi saham di Provinsi Sulawesi Selatan sampai dengan Desember 2024 sebesar Rp22,64 triliun, nilai ini meningkat 20,19 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.

*Data SID bukan merupakan penjumlahan dari masing-masing SID (saham, reksa dana dan SBN). Setiap investor hanya memiliki 1 (satu) SID untuk beragam efek di Pasar Modal.
Perkembangan Sektor Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP)
Pada sektor PPDP, premi perasuransian pada posisi November 2024 masih menunjukkan adanya pertumbuhan total premi asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 1,71 persen dengan nominal mencapai dan 11,91 persen. Pertumbuhan premi yang positif mencerminkan adanya peningkatan kepercayaan dan kesadaran masyarakat terhadap asuransi sebagai bagian dari perencanaan keuangan yang lebih baik. Di sisi industri dana pensiun, total aset dana pensiun per November 2024 tumbuh sebesar 4,94 persen menjadi Rp1,61 triliun. Pada perusahaan penjaminan, total penjaminan juga tumbuh 5,88 persen menjadi Rp738 miliar.

Perkembangan Sektor Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML)
Perkembangan sektor PVML di Provinsi Sulawesi Selatan posisi November 2024 (yoy) juga menunjukkan kinerja positif. Kinerja perusahaan pembiayaan mampu tumbuh positif, tercermin dari total piutang pembiayaan yang tumbuh 9,71 persen menjadi Rp18,95 triliun. Begitu pula dengan total pinjaman yang disalurkan pada perusahaan pergadaian tumbuh 27,78 persen mencapai Rp7,47 triliun dan outstanding pinjaman pada fintech peer to peer lending yang tumbuh sebesar 49,04 persen menjadi Rp1,73 triliun dengan tingkat wanprestasi yang terjaga yaitu sebesar 1,57 persen. Di sisi lain perusahaan modal ventura masih menghadapi tantangan, hal ini tercermin dari total pembiayaan modal ventura yang terkontraksi sebesar -2,48 persen.

Perkembangan Edukasi dan Pelindungan Konsumen

Sejak Januari hingga Desember 2024, Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat bersama Lembaga Jasa Keuangan telah melaksanakan total 1.799 kegiatan edukasi kepada masyarakat. Kegiatan ini mencakup berbagai bentuk pelaksanaan, seperti sosialisasi, training of trainers, workshop, dan program edukasi lainnya, dengan fokus utama meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat.
Kegiatan ini berhasil menjangkau sebanyak 972.295 peserta yang berasal dari berbagai kelompok, termasuk masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, pelaku UMKM, perempuan, dan tenaga kerja di berbagai sektor. Antusiasme besar juga ditunjukkan oleh pelajar dan mahasiswa yang turut berpartisipasi dalam program ini. Kegiatan edukasi ini menjadi wujud nyata komitmen OJK dalam mendukung terciptanya masyarakat yang melek keuangan serta mampu mengakses layanan keuangan secara bijak. Tidak hanya itu, upaya ini juga memberikan manfaat langsung kepada pelaku UMKM melalui pelatihan cakap keuangan, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Selain melaksanakan kegiatan edukasi dan sosialisasi keuangan sebagaimana dimaksud, Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat juga telah mencanangkan Program Agen Literasi. Program ini bertujuan untuk membekali pemuda di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat dengan pengetahuan yang komprehensif tentang sektor jasa keuangan, sehingga mereka dapat menjadi perpanjangan tangan OJK dalam melaksanakan edukasi dan sosialisasi keuangan kepada masyarakat. Melalui program ini, diharapkan tingkat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, dapat meningkat.


Terkait layanan konsumen, sejak Januari s.d. Desember 2024 terdapat 480 layanan konsumen yang terdiri dari 205 penerimaan informasi, 151 pemberian informasi, dan 124 layanan pengaduan.
Dari total layanan konsumen tersebut, sebanyak 315 layanan terkait perbankan, 126 layanan terkait perusahaan pembiayaan, 15 layanan Non LJK, 11 layanan terkait asuransi, 9 layanan terkait fintech, 2 dana pensiun, 1 terkait pasar modal, dan 1 terkait pergadaian. Sedangkan, untuk SLIK sejak Januari hingga 31 Desember 2024 terdapat 9.374 layanan.
Program Perluasan Akses Keuangan Dengan Pendekatan Potensi Unggulan Daerah
Sulawesi Selatan memiliki berbagai potensi unggulan yang tersebar di 24 kota/kabupaten di mana dapat kita lihat bahwa komoditas pada sektor pertaniaan, perikanan dan peternakan.

Dengan potensi unggulan daerah ini, maka OJK optimis sektor jasa keuangan dapat berkontribusi dalam mendukung program makan bergizi gratis secara langsung akan meningkatkan kebutuhan terhadap sektor pertanian, peternakan dan perikanan khususnya pada komoditas pangan utama, seperti:
- Padi untuk beras sebagai makanan pokok;
- Sapi Potong untuk daging sapi;
- Unggas untuk daging ayam dan telur; dan
- Perikanan untuk ikan dan hasil laut lainnya.
Dengan melihat jumlah siswa (SD-SMA) di Sulawesi Selatan yaitu 1.896.186 orang (Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, diolah), maka peluang peningkatan produksi pada sektor pertanian, peternakan dan perikanan semakin besar, hal ini tergambar pada potensi sektor tersebut antara lain:
- Di Sulawesi Selatan, Kontribusi Hortikultura pada jenis tanaman Sayuran tertinggi yaitu Bawang Merah (14,4 persen) dan Cabai Rawit (10,9 persen). Komoditi bawang merah mencatatkan surplus pada neraca ekspor impor namun demikian belum memiliki daya saing global dengan indeks RSCA -0,64 persen pada tahun 2023. Sementara cabai rawit mencatatkan angka defisit. Sulawesi Selatan merupakan salah satu sentra produksi bawang merah dan cabai rawit nasional dengan ranking 5 pada bawang merah dan 7 pada produksi cabai rawit.
- Komoditas Nanas Madu juga menjadi potensi di Sulawesi Selatan, dimana Budidaya Nanas Madu di Desa Jangan-jangan Kab. Barru memiliki potensi lahan seluas 3000 hektar, saat ini telah berjalan proses budidaya pada 150 hektar lahan. OJK bersama TPAKD Kab. Barru terus berupaya untuk mendorong peningkatan budidaya nanas madu oleh petani termasuk peningkatan literasi dan inklusi keuangan. OJK juga telah melakukan edukasi kepada petani untuk mendukung penyempurnaan ekosistem bisnis
- Pada sektor perikanan, share perikanan tangkap laut terhadap nasional berada pada posisi ketiga dengan share sebesar 5,54 persen. 4 jenis perikanan tangkap laut terbesar di Sulsel yaitu Tongkol, Cakalang, Tuna dan Udang. Adapun pada perikanan budidaya pada perikanan budidaya, rumput laut merupakan komoditas yang memiliki nilai PDRB sebesar 27,72 persen terhadap nasional dengan 3 jenis perikanan budidaya terbesar yaitu rumput laut, Bandeng dan Udang. Produksi rumput laut terbesar di Sulawesi Selatan berada di Kab. Luwu Timur sebesar (633.924 ton).
- Penyaluran kredit sub sektor budidaya rumput laut di Sulawesi Selatan posisi Okt 2024 mencapai Rp539 miliar. Adapun NPL penyaluran kredit di sub sektor budidaya rumput laut sebesar 3,69 persen. Peyaluran tertinggi di Jeneponto sebesar Rp107 miliar (Share 19,97 persen), kemudian di Kota Palopo Rp98 miliar (share 18,21 persen), dan Kabupaten Luwu Utara Rp70 miliar (share 13,14 persen). Share kredit sub sektor budidaya rumput laut terhadap kredit sektor perikanan sebesar 25,68 persen.
- Pada sektor peternakan Sulawesi Selatan, share Sub Sektor Peternakan terhadap Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yaitu sebesar 6 persen dengan pertumbuhan sebesar 6,49 persen pada tahun 2023. Adapun produksi daging ternak di Sulawesi Selatan didominasi oleh daging ternak sapi dengan share sebesar 63,15 persen.
- Penyaluran kredit sektor pertanian dan perkebunan didominasi oleh komoditas Padi (46,48 persen) dan pada sektor peternakan didominasi oleh Sapi Potong (43,38 persen) dan Unggas (34,09 persen). Penyaluran kredit yang telah terfokus pada komoditas ini berpotensi mempercepat peningkatan kapasitas produksi petani dan peternak serta mendukung program makan bergizi gratis.
- Penyaluran kredit sektor perikanan didominasi oleh komoditas Rumput Laut (27,12 persen), Laut Tuna (14,45 persen) dan Biota Budidaya Air Payau Lainnya (11,56 persen).
- TPAKD Prov Sulsel telah mendorong program pengembangan budidaya pisang cavendish. Peningkatan skala (Scale Up) program pengembangan pisang cavendish memiliki potensi yang dapat terus dikembangkan. Sejak awal program diinisiasi, terlihat adanya peningkatan baik dari sisi sebaran lokasi budidaya, jumlah petani, luas lahan, jumlah off-taker, jumlah IJK dan jumlah realisasi kredit dengan rincian:
- Untuk fasilitas KUR, saat ini telah terealisasi pembiayaan KUR sebesar 5,76 miliar kepada 61 petani dengan luas lahan 58,43 Ha di Bone, Pangkep, Pinrang, Maros, Topoyo.
- Adanya penambahan off-taker baru pada akhir tahun 2024 yaitu PT NSA (member GGF) yang semula baru 1 offtaker (PT CAP).
- Penambahan Bank yang melakukan PKS yaitu BRI, dan Bank Mandiri dimana sebelumnya baru BPD Sulselbar. Dengan penggunaan skema KUR maka secara otomatis terdapat fasilitasi asuransi (Askrindo, Jasindo dan Jamkrindo) yang termasuk dalam skema keuangannya.
- Potensi peningkatan lahan dan petani sebesar 2.433 Ha di Sulsel yang tersebar di 10 Kab/Kota, dengan Potensi peningkatan akses keuangan bagi petani menjadi sebesar Rp237,28 miliar (target ±500 ribu Ha lahan potensial) yang realisasinya secara multiyears.
Informasi lebih lanjut:
Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat - Darwisman;
Telp. 0411-3680023; Email: darwisman@ojk.go.id