Sign In

Keynote Speech Ketua OJK Outlook Ekonomi Pasar Modal 2016

 Keynote Speech Ketua OJK Outlook Ekonomi Pasar Modal 2016

Nov 19 2015
Jumlah Download : 152
   

 

Otoritas Jasa Keuangan, Jakarta, 19 November 2015: Kondisi perekonomian global hingga saat ini masih bergerak dinamis, akibat perbaikan secara bertahap perekonomian di negara-negara maju (Amerika Serikat, Eropa, Tiongkok) dan perlambatan ekonomi yang masih dialami oleh negara-negara berkembang. Indikator perekonomian Amerika Serikat hingga saat ini masih menunjukkan pelambatan, sementara perekonomian Eropa masih menunjukkan proses pemulihan yang terbatas. Di kawasan Asia, kondisi ekonomi Tiongkok masih dihadapkan pada ketidakpastian kondisi ekonomi global, domestik dan tekanan pada pemerintah yang semakin kuat. Sementara di Jepang pemulihan ekonomi tertahan oleh tingkat inflasi yang sangat rendah, seiring penurunan harga minyak dunia.

Perkembangan kondisi perekonomian di Amerika, Eropa dan Asia tersebut diperkirakan masih akan membayangi perkembangan perekonomian global hingga akhir tahun ini. OECD sendiri telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,1% menjadi 2,9% dan perekonomian Indonesia dari 4,9% menjadi 4,7%, seiring dengan pelemahan perdagangan dan pelambatan ekonomi dunia.

Dari dalam negeri, ditengah moderasi pertumbuhan ekonomi global, perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup positif. Pada triwulan ke III 2015 pertumbuhan ekonomi tercatat meningkat menjadi 4,73%, dari triwulan ke II yang tercatat sebesar 4,67%. Indikator ekonomi lainnya rata-rata juga menunjukkan perkembangan yang positif. Tingkat inflasi cenderung menurun dan surplus neraca perdagangan juga cenderung meningkat. Namun demikian perlu diantisipasi peningkatan tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 6,18%.

Dari sisi kewajiban utang luar negeri, pertumbuhan Utang Luar negeri (ULN) hingga triwulan III 2015 menunjukan tren menurun. Dinamika pergerakan nilai tukar Rupiah yang masih melemah, mendorong perusahaan menahan diri untuk tidak menambah utang luar negeri baru.

Perkembangan ekonomi domestik yang cukup positif ini juga di tandai dengan peningkatan Indeks Tendensi Bisnis (IKB) dan penguatan Indeks Keyakinan konsumen (IKK) meskipun masih dibawah level optimis. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa pelaku bisnis masih optimis menjalankan kegiatannya, sementara tingkat keyakinan konsumen akan penguatan kondisi ekonomi di 2016 terus meningkat.

Untuk mengantisipasi berbagai tantangan dan proyeksi perkembangan ekonomi kedepan, Pemerintah Indonesia terus melakukan serangkaian reformasi struktural, yang bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dan berkelanjutan. Secara umum, reformasi strukturan ini mencakup:
  1. Pembangunan infrastruktur;
  2. Fokus pada sektor-sektor prioritas;
  3. Realokasi subsidi BBM; dan
  4. Pendalaman pasar keuangan.
Landasan utama dari seluruh upaya reformasi yang dilakukan Pemerintah adalah prinsip bahwa alokasi anggaran pemerintah saja tidak akan cukup memenuhi kebutuhan seluruh pembangunan infrastruktur negara kita. Oleh karena itu dibutuhkan dukungan pembiayaan dari berbagai pihak, baik melalui pembiayaan swasta atau kemitraan pemerintah-swasta.

Sementara itu, OJK sesuai dengan kewenangannya terus meningkatkan kontribusinya kepada agenda pembangunan ekonomi yang dilaksanakan pemerintah, melalui pendekatan countercyclical dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi, sekaligus menjaga stabilitas keuangan nasional. Secara spesifik pada bulan Juni dan Oktober 2015 ini, OJK telah menerbitkan 52 kebijakan stimulus bagi sektor jasa keuangan. Kebijakan-kebijakan tersebut selain ditujukan untuk mendorong peningkatan konsumsi masyarakat, juga diluncurkan dalam rangka membantu pemerintah dalam pembiayaan program pembangunan infrastrutur.

Terkait dengan pendalaman pasar keuangan, di sektor pasar modal OJK juga terus melakukan pengembangan infrastruktur yang menunjang pengembangan industri di Pasar Modal. Pada 2016 akan diberlakukan ketentuan mengenai transaksi REPO serta adanya perdagangan oblilgasi melalui pasar OTC yang terorganisir (ETP) sehingga diharapkan dapat meningkatkan likuiditas di perdagangan surat utang.

Industri Reksa Dana juga diharapkan terus meningkatkan perannya dalam perekonomian terutama dalam mendukung pembangunan infrastruktur dimana pada November 2015, Pemerintah memberikan insentif perpajakan bagi Kontrak Investasi Kolektif bagi pengembangan property (DIRE). Sementara itu dalam mendukung pengembangan usaha menengah, OJK akan terus melanjutkan program pengembangan papan perdagangan untuk usaha menengah. Melalui upaya ini diharapkan selain akan mendorong peningkatan jumlah emiten di pasar modal, juga memperluas akses keuangan bagi seluruh lapisan usaha.

Selain itu, kegiatan pengembangan dari sisi supply, demand, serta sosialisasi yang komprehensif dalam meningkatkan partisipasi pemodal domestik akan terus-menerus dilakukan. Belum lama ini, Bursa Efek Indonesia meluncurkan program Yuk Nabung Saham yang ditujukan untuk meningkatkan partisipasi investor domestik di pasar modal indonesia.

Sebagai tambahan, pada triwulan ke-IV 2015 ini, OJK merencanakan untuk meluncurkan Masterplan Sektor Jasa Keuangan Indonesia. Melalui masterplan ini OJK akan memperkenalkan serangkaian kebijakan dan inisiatif yang ditujukan untuk mewujudkan tiga pilar utama Pembangunan Sektor Jasa Keuangan Indonesia yakni: 
  1. Mendukung Pembangunan Ekonomi;
  2. Ketahanan dan Stabilitas;
  3. Inklusi Keuangan dan Pemerataan.
"Di tengah moderasi perkembangan ekonomi global dan domestik yang masih kita alami saat ini, saya berharap optimisme yang telah saya sampaikan mengenai perkembangan ekonomi dan industri jasa keuangan nasional ke depan, dapat membantu kita untuk melakukan antisipasi menghadapi peluang dan tantangan kedepan," tutur Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad saat membuka seminar Outlook Ekonomi dan Pasar Modal 2016 di Jakarta.

Sebagai regulator, OJK berharap bahwa seluruh rangkaian kebijakan dan inisiatif yang diluncurkan, khususnya melalui Masterplan Sektor Jasa Keuangan Indonesia ini akan meningkatkan kontribusi OJK dan sektor jasa keuangan dalam mendukung program-program pembangunan pemerintah, dan pada akhirnya akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Silakan klik logo PDF untuk mengunduh materi keynote speech Ketua DK OJK selengkapnya.

Artikel Lain

Otoritas Jasa Keuangan

Gedung Soemitro Djojohadikusumo
Jalan Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta 10710 Indonesia

Hubungi Kami

(021) 2960 0000
157
humas@ojk.go.id
081 157 157 157

Artikel GPR

Copyright Otoritas Jasa Keuangan 2024 | Peta Situs | Syarat dan Kondisi